Minggu, 02 Januari 2011

Sapi adalah Bom Iklim

OK, saya berharap judul “Sapi adalah Bom Iklim” tidak salah diartikan. Yang disalahkan di sini bukan hewan ternak itu sendiri, tetapi manusia dan peternakan hewan yang memaksakan keberadaan hewan ternak tersebut hingga sangat, sangat banyak jumlahnya, sehingga kita dapat membunuh, memakan, dan memakainya. Tetapi, penelitian dan artikel ini mengatakan apa yang sebagian besar tidak ingin diakui orang: “Apakah hewan ternak itu dipelihara secara organik atau dengan metode peternakan konvensional, dampak akhirnya terhadap lingkungan tetap buruk, menurut laporan terbaru dari konsumen Jerman.”

Bacalah terus setelah lompatan ini untuk lebih banyak penelitian penting seperti ini

Dan ini bukan penelitian yang dilakukan oleh aktivis pelindung hak satwa yang vegan atau penelitian yang dilakukan dengan asal:

Apakah mereka memelihara secara konvensional atau secara organik, satu hal yang umumnya dilakukan sapi-sapi, mereka bersendawa dan membuang gas dari isi perut mereka. Seperti semua hewan pemamah biak, sapi-sapi terus mengeluarkan metana – gas rumah kaca yang 23 kali lebih kuat daripada karbon dioksida – dari akhir keduanya...

Bode ingin mengetahui seberapa kuat dampak dari gas rumah kaca metana, dinitrogen oksida, dan C02. Pada hari Senin, Pengawasan Makanan menerbitkan penelitian yang menyeluruh tentang dampak-dampak peternakan terhadap iklim, penelitian yang pertama dari jenis tersebut membedakan antara peternakan konvensional dengan organik. Para ilmuwan yang melaksanakan penelitian tersebut di Institut Penelitian Ekonomi Ekologi Jerman memberi keterangan yang mengejutkan antara hasil emisi CO2 dari produksi makanan, pupuk, kebutuhan lahan, dan berbagai tingkat produksi yang bermacam-macam.

Hasilnya cukup untuk membuat para penggemar steak dan burger menjadi panik. Bahkan jika semua peternakan dan metode peternakan organik atau yang lainnya dioptimalkan untuk mengurangi dampaknya terhadap iklim, tetapi Pengawas Makanan menyimpulkan bahwa pendekatan utama untuk membuat pertanian lebih ramah lingkungan akan membutuhkan pengurangan yang drastis dalam produksi daging. Ini berarti akan terjadi peningkatan yang radikal dalam harga steak dan sejenisnya. “Inilah saatnya kita menghindari hari-hari dengan makanan panggang di hari Minggu,” kata Bode.

Atau hanya berhenti makan hewan sama sekali. Jika Anda ingin menguranginya seminggu sekali, tapi mengapa tidak seterusnya? Anda akan menghilangkan perasaan ’sangat kehilangan daging’ setelah beberapa saat jika Anda membuat keputusan teguh untuk tidak memakannya, sebaliknya jika Anda masih makan daging (dan menanti untuk memakannya) sekali seminggu, keinginan tersebut sepertinya tidak akan menghilang. Dan saya tahu bahwa artikel ini banyak membicarakan tentang konsumsi daging, tetapi hewan peternakan secara keseluruhan merupakan masalah – dan itu berarti produksi susu juga. Banyak hewan ternak dipelihara (dan pada akhirnya dibunuh) untuk produksi susu. (Periksalah nanti bagan Pengawasan Makanan dalam artikel ini yang menunjukkan bahwa vegetarian masih menyumbangkan gas-gas rumah kaca lebih banyak dibandingkan vegan.)

Artikel ini berlanjut, “Tetapi ketika tiba saatnya untuk menyampaikan berita buruk ini kepada masyarakat luas, para politikus tiba-tiba lunglai di atas tanah. Pertanian adalah kelemahan dalam kebijakan perlindungan iklim dalam pemerintahan Jerman.” Oh Jerman, Anda tidak sendirian.

Tetapi dalam penilaian Pengawasan Makanan dari hasil penelitian IOEW, peternakan organik juga tidak ramah iklim seperti yang dipercaya para konsumen. Konversi yang lengkap terhadap optimisasi iklim pertanian organik akan mengurangi emisi sampai sekitar 20 persen. Bagaimanapun, ini akan mendatangkan hasil karena tidak menggunakan pupuk nitogen dan proses produksinya memakai energi yang intensif serta melepaskan dinitogen oksida ke lahan. Dinitrogen oksida 300 kali lebih berbahaya daripada karbon dioksida.

Jejak yang Rendah dari Pertanian Organik

Jika jumlah lahan yang dijadikan lahan pertanian tetap pada tingkat saat ini, hasilnya akan menjadi kehilangan produktivitas yang tinggi. Mungkin ada penurunan 70 persen dalam produksi daging dan susu. Manfaatnya terhadap iklim akan dicapai secara signifikan dengan mengurangi jumlah hewan ternak daripada melalui penggunaan metode peternakan organik.

Peternakan organik juga dinilai kurang diminati ketika sampai pada menggemukkan hewan ternak. Pemeliharaan sapi secara organik hanya memberi manfaat yang lebih sedikit terhadap iklim daripada hewan ternak yang diolah, bahkan ketika produksi makanan juga ikut diperhitungkan. Pemeliharaan sapi secara organik membutuhkan lebih banyak ruang dan juga memerlukan sampah tradisional. Ini menghasilkan emisi, tidak seperti lantai berlubang dimana pengolahan hewan ternak cepat menghabiskan hidup mereka yang pendek.

Menurut analisa Pengawasan Makanan, inilah dimana konflik dengan grup-grup hak-hak hewan sepertinya muncul.

Ia benar, karena pada dasarnya apa yang kita katakan di sini adalah jika orang-orang terus makan demi kepentingan sendiri dengan cara yang mereka lakukan (contohnya, memakan hewan-hewan) maka hanya ada dua pilihan: mengurangi konsumsi dan terus memperlakukan para hewan yang sangat mengerikan di industri peternakan daripada mereka diperlakukan di industri peternakan yang sederhana, atau berhenti memakan hewan. Tetapi secara etis, pilihannya jelas. Jika Anda peduli dengan hewan-hewan dan Anda peduli dengan lingkungan serta masa depan planet ini, inilah saatnya berhenti makan hewan dan apa yang berasal dari mereka. "Vegan, " laporan tersebut mengonfirmasikan, "makan yang ramah lingkungan" dan juga sama pentingnya, sebagai satu-satunya cara yang bersahabat dengan hewan juga.

Dan sebagai blogger Pemanasan Global organisasi Change yang tercatat baru-baru ini, kita tahu bahwa perubahan iklim dan akibat-akibat bencananya telah menimpa kita bahkan lebih cepat daripada yang sebelumnya dipikirkan, dan waktu untuk membuat perubahan yang sebenarnya adalah sekarang. Jangan lagi memutar-mutar jari kita dan berpura-pura itu tidak terjadi.

http://animalrights.change.org/blog/view/researchers_even_organically_raised_cows_are_a_climate_bomb

4 komentar:

  1. Tak jelas pun penjelasan nya.

    BalasHapus
  2. Very great post. I simply stumbled upon your blog and wanted to say that I have really enjoyed browsing your weblog posts. After all I’ll be subscribing on your feed and I am hoping you write again very soon!

    BalasHapus
  3. artikel yang jelek.. penjelasannya panjang lebar tapi rancu

    BalasHapus
  4. Hey keep posting such good and meaningful articles.

    BalasHapus